Thursday, January 30, 2014

Hey Geger, Put Yourself in Other's Shoes!


Siapakah Geger? 

Yang sudah cukup akrab dengan saya pasti paham siapa Geger. Tapi kalau belum tahu, biar saya perkenalkan. Geger adalah nama panggilan untuk mobil Hyundai Getz hitam yang selalu setia menemani saya mengarungi ganasnya jalanan ibukota selama hampir 10 tahun. Ya, saya memang cukup beruntung karena memiliki mobil pribadi yang mengantarkan saya beraktivitas sehari-hari. 

Saat sedang mengendarai si Geger menembus semerawutnya lalu lintas Jakarta, seringkali saya kesal pada motor-motor yang berseliweran seenaknya. Selain khawatir motor-motor itu meleceti si Geger, saya juga sebal karena gerombolan mereka kerap menghalangi Geger bergerak, apalagi saat macet. Saking kesalnya, saya sering sengaja balik menghalangi saat mereka berusaha mencari celah-celah untuk bergerak. Umpatan seperti "Ini motor sembarangan banget sih!" atau "Ini motor nyawanya banyak kali ya!" sudah biasa saya lontarkan bahkan saat hanya sendirian di dalam si Geger.

Tapi yang saya alami kemarin ceritanya agak berbeda.

Saya ada janji pukul 19.00 di daerah Jakarta Pusat, dan tidak boleh terlambat karena ini adalah urusan profesional bukan pribadi, Tapi pukul 18.00 saya dan Geger masih terjebak macet total di kawasan Senopati, Jakarta Selatan. Akhirnya saya ambil keputusan cepat. Saya parkir Geger di tempat yang aman dan naik ojek ke tempat tujuan.

Jaraknya masih cukup jauh dan jalan yang dilalui sama sekali belum bebas dari kepadatan. Tapi si Bapak Tukang Ojek cukup gesit namun hati-hati mengambil celah-celah untuk melaju. Tak jarang, ia menerima umpatan dari para pengemudi mobil yang tidak suka jalurnya diambil. Ada juga mobil-mobil yang sengaja menghalangi geraknya. Padahal ia cuma ingin membantu saya sampai di tujuan tepat waktu. Sama seperti harapan saya yang menumpanginya.

Di tengah-tengah perjuangan si Bapak Tukang Ojek menyelamatkan saya agar tidak terlambat itulah, saya jadi tahu apa yang dirasakan motor-motor yang sering saya maki bersama si Geger. 

Tidak, saya tetap tidak suka dengan motor-motor yang sembarangan mengambil jalur yang bisa membahayakan diri mereka dan orang lain juga, namun saya jadi paham bahwa sama seperti saya dan si Geger yang ingin beraktivitas dengan lancar, sebagian dari mereka juga punya kepentingan atau niat yang baik. Misalnya, seperti saya yang ada di boncengan si Bapak Tukang Ojek hari itu, tidak ingin terlambat karena khawatir dianggap tidak profesional, dan si Bapak Tukang Ojek pun punya niat baik, membantu saya supaya tidak terlambat. 

Di atas motor si Bapak Tukang Ojek, tiba-tiba saja saya berteriak dalam hati...

"Hey Geger, put yourself in other's shoes!"

And believe me, you'll have a whole new perspective!

***
Oh iya, berkat kelincahan si Bapak Tukang Ojek, saya sampai di tujuan 15 menit lebih awal dari waktu appointment:)

Jakarta, 14 November 2013
1.30 AM

No comments: