Thursday, October 9, 2014

Coat Hitam & Amanda Coady



Coba lihat foto diatas. Mungkin pertanyaan yang muncul: "Coat-nya sama ya? Pasti belinya bareng!" 

Bukan, bukan begitu ceritanya. Ini memang cuma satu coat, bukan dua coat yg sama.

Yuk, jalan-jalan ke Belanda, 4 tahun silam...

***
Den Haag, September 2010

"Kalau thesis gw dapat 7, coat ini buat elo deh," kata saya kepada Aini. 

Dan itulah awal coat merek H&M ini bisa berpindah tangan.

"Asiiik, taruhan, yakin gw, elo pasti dapet 7..." sambut Aini. Sementara saya cuma melengos karena rasanya tidak mungkin thesis saya diberi nilai 7 oleh dosen pembimbing saya, Amanda Coady, yang terkenal paling strict se-jurusan. Ditambah lagi buat kebanyakan student asal Indonesia seperti kami yang bukan english native speaker, mendapat nilai diatas 5,5 saja sudah syukur Alhamdullilah.

Ternyata saya kalah taruhan, karena nilai saya yang peroleh 7,2 tapi dikurangi 5% menjadi 6,8 karena melebihi batas jumlah kata. Ini nilai tertinggi yang pernah saya dapat selama kuliah di Belanda. Bangga, puas, senang, heran, tidak percaya semua campur aduk jadi satu.

Tapi ceritanya bukan cuma itu. Mari saya ajak berkilas balik lagi, singkat saja...

Amsterdam, February 2010

Coat hitam yang hangat ini cukup ampuh menghalau dinginnya malam saat saya melangkahkan kaki keluar dari kereta di Amsterdam Centraal Station.  

"Wow, kamu cantik sekali malam ini," begitu sapanya saat kami bertemu. Ya, ini memang kencan perdana saya sejak tiba di Belanda September 2009 lalu. Excited, pasti. 

Padahal, malam ini saya seharusnya sedang berjibaku menyelesaikan tugas mata kuliah dosen paling killer, Amanda Coady, yang deadline-nya besok. Tapi saya tidak peduli. Demi dia yang katanya sudah mengagumi saya sejak 4 tahun lalu. 

Ditemani bergelas-gelas wine, malam itu kami menghabiskan waktu di lantai dansa. 

Dan itulah awal dari kisah romansa satu musim saya di tanah Eropa...

***
Lalu, apa hubungan dengan coat yang jadi bahan taruhan tadi? Ada. Benar saja, karena lebih memilih berkencan daripada mengerjakan tugas dengan maksimal, saya harus resit(mengulang) tugas kuliah yang tadi saya ceritakan. Resit pertama (dan ternyata jadi satu-satunya) adalah di mata kuliah Amanda Coady. Nilai 4,6 yang saya peroleh saat itu ternyata juga jadi nilai terendah saya selama belajar di Negeri Kincir Angin.

Coat yang pernah turut andil memberikan saya nilai terendah, juga jadi bagian cerita (karena ia jadi bahan taruhan) saat saya akhirnya mendapat nilai tertinggi di Belanda. Dua-duanya dari dosen yang sama. Amanda Coady.

Tapi saat saya bahagia dapat nilai tertinggi, saya justru harus kehilangan coat hitam ini. Di saat yang sama, kisah romansa yang tadi saya ceritakan juga baru saja berakhir. 

Ironis, karena saat musim gugur perlahan beralih ke musim dingin, si coat hitam yang setia menghangatkan tubuh dan si dia yang kerap memberikan perasaan hangat, bersama-sama beranjak meninggalkan saya.

Ah, tapi tak mengapa. Karena 4 tahun berselang, saat saya mengenang dan menuangkan cerita tentang kehilangan itu menjadi tulisan ini, bukan perasaan dingin yang muncul, tapi rasa hangat itu justru kembali menjalar. Kisah tentang kehilangan, yang malah membuat bibir saya tersenyum dan bersyukur pernah mengalaminya...

***
Bali, 12 Mei 2014
11.26 PM

*Aini: ijin ya grab, edit dan post fotonya, makasih hehehe ijinnya belakangan. Oh ya makasih juga udah bawa si coat hitam bernostalgia ke tempat asalnya :)

Mind Over Matter

Mind Over Matter.


Pikiran lah yang sebenarnya menentukan, bukan keadaan.  

Walaupun saya selalu berusaha menerapkan ungkapan tersebut dalam kehidupan sehari-hari, hari Minggu kemarin ada kejadian yang sedikit lebih berkesan bagi saya. Kali itu, saya dan adik perempuan saya, Amanda, serta dua orang temannya, Kevin dan Melinda, pergi ke Pantai Nyang Nyang di kawasan Uluwatu, Bali. Pantai Nyang Nyang adalah pantai berpasir putih yang cantik, bersih dan letaknya masih tersembunyi di bawah tebing sehingga belum banyak orang yang tahu. 



Akses menuju kesana pun tidak mudah. Kami harus menuruni sekitar 520 anak tangga yang agak licin dan penuh sampah. Yang berat tentu saja bukan saat turun menuju ke sana, tapi ketika naik untuk pulang. 

Kami tiba di tepi pantai sudah pukul 5 sore, sehingga tak bisa berlama-lama bersantai di pantai karena harus segera naik ke atas sebelum hari mulai gelap. Perjuangan pun dimulai. Baru seperempat perjalanan saya sudah mulai ngos-ngosan. Maklumlah, akhir-akhir ini karena jarak yang cukup jauh dari rumah, saya sudah jarang ikut yoga bikram yang dulu rutin saya lakukan. Saya pun melihat ke atas. 



Wah, perjalanan masih panjang. Setelah duduk sebentar, saya coba terus mendaki. Tapi tak lama, nafas kembali terengah-engah. Saya pun berisitirahat lagi. Amanda juga tampak kepayahan. Sementara Kevin dan Melinda masih terlihat segar dan pantang menyerah. Saya pikir, ya wajarlah, mereka kan masih berusia 19 tahun, jangan bandingkan dong dengan saya dan Amanda yang kepala 3 (walaupun wajah dan penampilan masih awet muda bak umur awal 20 tahunan hehe). 

Saya memandang ke atas, ujung tangga belum kelihatan, pertanda perjalanan masih sangat jauh. Melihat ke bawah, rasanya jaraknya masih dekat sehingga sepertinya kami memang belum melangkah jauh. Ingin memaksakan jalan, tapi malas karena bukan cuma nafas yang ngos-ngosan, tapi lutut pun terasa gemetar.

"Ayo Kak, pasti bisa. Tinggal dikit lagi sampai. Jangan dipikirin susahnya, pasti jadi gampang," kata Kevin. Saya jadi sedikit malu juga, karena kalah semangat dengan bocah 19 tahun itu (masa cuma penampilan saya yang awet muda, semangat juga harus awet muda dong hehe). Dan seketika saya jadi ingat ucapan guru yoga saya kalau murid-muridnya sedang kesulitan menyempurnakan suatu postur yang sulit. 

"Focus, concentrate. Stay in the room, be in the present. Don't think about the future and the past."

Saya lantas bangkit dan mencoba mendaki anak tangga satu persatu. Pandangan mata saya fokuskan hanya di satu anak tangga yang akan saya naiki. Bukan jauh ke depan. dan juga tidak sedikit-sedikit menoleh ke belakang. Pesan lain guru yoga saya juga terlintas di otak.


"Where you mind goes, your body will follow."  Kemana pikiranmu pergi, tubuhmu akan megikuti. Pikiran lah yang memberi perintah. Pikiran juga yang menentukan, susah atau mudah. Bukan keadaan.

Benar saja. Tak terasa saya sudah sampai di atas tebing. Yah tetap saja sih, kaki saya pegal-pegal dan jantung berdebar-debar. Tapi sungguh, sisa perjalanan itu tidak terasa sulit. Karena saya tidak berpikir bahwa itu susah, walaupun kenyataanya medan yang dilalui memang berat. 

Mind Over Matter.

Well, like Walt Disney once said, 


Because, it's all in your mind...

***

Bali, 11 Maret 2014 
00.10 AM

Hujan dan Kamu

Hujan memang bisa bikin orang mendadak jadi romantis. Kalau sudah romantis, saya jadi kangen Kamu.



Ya, Kamu...

Kamu, yang bikin saya mendadak suka senyum-senyum sendiri.
Kamu, yang kalau ada di dekat saya, bisa buat jantung saya berdetak berkali-kali lebih kencang.
Kamu, yang lari-lari di pikiran saya hampir 24 jam non-stop.

Kamu, yang menurut mata saya, pria paling tampan yang pernah saya lihat.
Kamu yang pintar.
Kamu yang lucu.
Kamu yang cool tapi hangat.
Kamu yang bisa baca pikiran saya.
Kamu yang, entah bagaimana bisa, selalu bilang hal yang tepat di saat yang pas.

Kamu yang bisa saya ajak diskusi serius soal topik-topik terhangat.
Tapi Kamu juga gaul dan seru kalau diajak "gila-gilaan".
Kamu yang tulus kalau sudah bicara soal perasaan.
Kamu yang gak jaim tapi bisa medadak jadi romantis.
Kamu yang menyenangkan!

Ah, Kamu...

Saya kangen sapaan kamu, singkat tapi mengena di hati.
Saya kangen talking sweet nothing sama Kamu.
Tapi saya juga kangen bicara yang berat-berat dengan Kamu.
Saya kangen dengar saran-saran Kamu yang selalu masuk akal dan membumi.
Saya kangen ketawa-ketawa sama Kamu.
Saya kangen menghabiskan bergelas-gelas wine sama Kamu.
Saya kangen menggila di lantai dansa sama Kamu.
Saya kangen nonton di bioskop sama Kamu.
I miss just being silly with You.
I miss being with You.

Saya kangen saling bertatap mata dengan Kamu.
Gak perlu kata-kata lagi.
Tatapan itu sendiri, sudah penuh makna.
Orang yang melihat kita bertukar pandang pasti langsung tahu,
kalau saya dan Kamu, sedang jatuh cinta. 

Saya kangen Kamu, yang melengkapi saya.

Kamu, fantasi yang akan segera jadi realita. Pasti.

Hei, Kamu!
Tahu lagu "All of Me"-nya John Legend?

Saya yakin, kalau Kamu sudah 100% jadi realita,
Kamu pasti akan nyanyiin lagu ini buat saya, di tengah romantisnya hujan!


"...What would I do without your smart mouth
Drawing me in, and you kicking me out
Got my head spinning, no kidding, I can't pin you down
What's going on in that beautiful mind
I'm on your magical mystery ride
And I'm so dizzy, don't know what hit me, but I'll be alright

My head's underwater
But I'm breathing fine
You're crazy and I'm out of my mind

Cause all of me
Loves all of you
Love your curves and all your edges
All your perfect imperfections
Give your all to me
I'll give my all to you
You're my end and my beginning
Even when I lose I'm winning
Cause I give you all of me
And you give me all of you, oh

How many times do I have to tell you
Even when you're crying you're beautiful too
The world is beating you down, I'm around through every mood
You're my downfall, you're my muse
My worst distraction, my rhythm and blues
I can't stop singing, it's ringing in my head for you

My head's underwater
But I'm breathing fine
You're crazy and I'm out of my mind

Cause all of me
Loves all of you
Love your curves and all your edges
All your perfect imperfections
Give your all to me
I'll give my all to you
You're my end and my beginning
Even when I lose I'm winning
Cause I give you all of me
And you give me all of you,oh
Give me all of you
Cards on the table, we're both showing hearts
Risking it all, though it's hard

Cause all of me
Loves all of you
Love your curves and all your edges
All your perfect imperfections
Give your all to me
I'll give my all to you
You're my end and my beginning
Even when I lose I'm winning
Cause I give you all of me
And you give me all of you
I give you all of me
And you give me all of you.."

***

Bali, 4 February 2014

00.50 AM