Wednesday, March 9, 2011

Jutaan Tulip, Sekeping Hati dan Sepotong Bibir***

Musim tulip yang lalu...

Spring is in the air! Itu artinya tulip-tulip bermekaran di Keukenhof*. Diantara jutaan tulip itu, ada sekeping hati. Ia tengah berbahagia. Pantas saja, ada cinta yang tertanam di sana. "I love you," Sepotong bibir itu berucap. Ah, kalimat itu bagaikan mantra yang sekejab manjur merekahkan cinta milik si sekeping hati. Dunianya terang bak musim semi yang cerah. Berwarna warni seperti tulip-tulip yang indah.


Semoga saja, mantra si sepotong bibir mampu membuat cintanya tumbuh menjadi seperti arti bunga tulip itu sendiri: cinta yang sempurna**.


-----


Diantara...


Musim berganti. Negeri Kincir Angin tak lagi dihiasi tulip. Sekeping hati itu sadar, tulip bukan bunga abadi. Ia hanya tumbuh dan mekar di musim semi. Namun, sekeping hati tak ingin cintanya seperti tulip yang bergantung pada musim. Ia mau cintanya terus mekar dan tak kuncup dimakan musim. Ia yakin, mantra dari si sepotong bibir punya kekuatan magis untuk mewujudkan keinginannya.


Tapi, suatu malam di musim gugur, harapan itu pupus. "I decided not to love you any longer," Begitu kata sepotong bibir. Sekeping hati pun berontak, "Why? You cannot choose to love or not to love someone. Love happens naturally. It's not supposed to be logical." Sepotong bibir cuma punya jawaban singkat, namun tegas dan jelas, "I just don't love you anymore." Lalu, sepotong bibir pun beranjak meninggalkannya.


Musim dingin menjelang. Sekeping hati masih merindukan sepotong bibir. Ia bermimpi, sepotong bibir kembali dan membawakannya musim tulip yang abadi.


-----


Musim tulip kali ini...


Musim semi berulang. Pertanda tulip-tulip akan segera bermekaran. Secercah harapan menghinggapi sekeping hati. Harapan untuk kembali memupuk cintanya yang telah layu.


Namun, kini ia tak lagi menginginkan sepotong bibir. Perlahan-lahan ia sadar, bukan si sepotong bibirlah pemilik mantra yang mampu membuat cintanya mekar sempurna. Bukan juga sepotong bibir yang lain. Pemilik mantra tersebut adalah sekeping hati yang lain. Karena mantra yang ampuh bukan diucapkan dari bibir, tapi dari hati.


Kali ini sekeping hati tidak akan percaya lagi kepada sepotong bibir. Ia cuma akan percaya kepada sekeping hati yang lain. Karena hanya sekeping hati yang mampu dan layak memberinya musim tulip abadi. Dan Karena hanya sekeping hatilah yang sepadan dengannya...


-----

*Keukenhof adalah taman bunga tulip seluas 32 hektar yang terletak di kota Lisse, sebelah barat Belanda. Keukenhof dipenuhi 4,5 juta bunga tulip dengan beragam jenis dan warna. Setiap tahun taman yang hanya buka pada musim semi ini selalu dipadati turis. Tahun lalu, saya berkunjung ke Keukenhof pada tanggal 24 April 2010. Tahun 2011 ini, Keukenhof buka tanggal 24 Maret s/d 20 Mei 2011.


**Menurut berbagai referensi bunga tulip adalah simbol cinta yang sempurna (www.teleflora.com, www.proflowers.com, livingartsoriginal.com)


***This note is dedicated to a best friend who lived in Holland for a year, but never entered Keukenhof Garden. Ironically, she was once just few steps away from it :)


Jakarta, 8 Maret 2011

00.40 AM

No comments: