Lebih dari satu tahun sudah saya tinggal di kota Den Haag, yang terletak di selatan negeri Belanda. Ditemani cuaca yang seringkali mengesalkan, karena berangin kencang, kerap hujan, dan mudah berubah-ubah dalam hitungan menit.
Saya masih punya 3 hari penuh di Den Haag, sebelum pulang ke Indonesia hari Selasa, 26 Oktober 2010 nanti. Tapi, belum juga meninggalkan Belanda, saya sudah merasa kangen dengan Negeri Kincir Angin ini.
Saya pasti akan kangen dengan kamar yang saya sewa di sebuah apartment di Noordpolderkade 416, 2516JT. Kamar saya yang hangat dan selalu membuat saya betah berada di dalamnya. Kamar tempat saya menghabiskan malam-malam dengan sedikit (bahkan terkadang tanpa) tidur saat berjibaku dengan tugas-tugas kuliah. Kamar yang menjadi saksi bisu saat saya melepas kangen dengan keluarga dan teman-teman di jakarta, atau sekedar ngobrol dan curhat dengan teman-teman di Den Haag, melalui YM atau Skype. Lingkungan di sekitar apartment sewaan saya yang sepi dan tentram, pasti juga membuat saya kangen. Sepasang kakek nenek yang selalu tampak mesra dari jendela rumah mereka setiap kali saya melewatinya. Bebek-bebek penghuni kanal yang selalu ceria tak peduli musim panas maupun dingin.
Saya pasti bakal rindu dengan sejumlah tempat. Bioskop Pathe, dimana saya bisa mnyalurkan hobi nonton sepuasnya, hanya dengan membayar 18 euro per bulan. Tempat makan dan makanan yang "bersahabat" dengan kocek mahasiswa: Warung Mini, Ming Kee, Fat Kee, Pizza 1 euro, Burger King paket 2 euro, ayam panggang toko Turki sebelah AH Lorenzplein. Grand Cafe di seberang kampus, tempat nongkrong usai kuliah. Tempat-tempat kencan: Los Argentinos, Sumo, Crazy Piano, Dudok, Vapiano, Escape, dll. Tempat belajar: perpustakaan super nyaman di Amsterdam, yang pernah memberi inspirasi saat saya mengerjakan resit salah satu tugas kuliah. RNTC di Hilversum, dimana saya kerap bolak balik untuk melakukan riset sebagai bagian dari tugas kuliah. Apartment teman-teman, tempat kami belajar bersama atau sekedar berkumpul: Stamkartplein, Van Musschenbroekstraat, rumah kost "Ibu Desi", Stoop's Residence di Delft, apartment orang tua Octa, Van Zeggelenlaan, Gouverneurlaan.
Dan, jelas saya tak akan pernah bisa melupakan beragam pengalaman berharga yang telah saya lalui disini. Menyadari kembali susahnya mencari uang saat bekerja sebagai petugas kebersihan, pelayan dan peracik makanan di Pasar Malam Indonesia dan Tong-Tong Fair. Puasa hampir 18 jam karena bulan Ramadhan jatuh di musim panas. Jalan-jalan ala backpacker keliling Eropa. Kencan-kencan upaya mencari cinta sebagai pelengkap usaha meraih cita. Ikut lautan oranye merayakan Queen's Day dan nonton final Piala Dunia di Amsterdam. Dan masih banyak lagi yang tak mungkin dijabarkan satu per satu.
Tapi yang paling penting adalah, saya pasti bakal selalu ingat dengan persahabatan-persahabatan yang terjalin di sini. Terutama dengan orang-orang yang saya tag di note ini. Karena merekalah yang membuat saya betah di sini. Mereka adalah keluarga saya selama saya berada di Den Haag.
Saya tahu, setelah pulang ke Jakarta nanti, rasa kangen saya terhadap Belanda, mungkin malah tidak akan sebesar sekarang. Karena saya pasti akan sibuk dengan rutinitas sehari-hari yang menyita waktu dan perhatian. Atau saya mungkin akan asyik melepas rindu dengan hal-hal yang tak pernah atau jarang saya lakukan di Belanda (seperti memanjakan diri di salon, nongkrong dan ngopi-ngopi bersama teman-teman, makan jajanan kali lima). Bahkan, kalau merasakan cuaca Den Haag yang saat ini semakin dingin (pernah mencapai 2 derajat C padahal belum resmi masuk musim dingin), saya sebenarnya sudah ingin segera kabur ke tanah air. Makanya, sebelum saat itu tiba, sah-sah saja kan bila saya ingin menikmati hari-hari terakhir di sini dengan sedikit bermellow-mellow ria?
Tahun 2007, saya pernah tinggal di sini selama tiga bulan. Saya tak pernah menyangka dua tahun kemudian saya bisa kembali kembali ke Belanda dan bahkan menetap untuk waktu yang lebih lama. Jadi, saya tak akan berkata "Selamat Tinggal Belanda" saat pesawat yang saya tumpangi take off dari Bandara Schiphol nanti. Saya cuma akan bilang "Til We Meet Again, Holland" :)
***
Den Haag, 23 October 2010
01.40 AM